A. PENGERTIAN PERMAINAN EDUKATIF
Permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk
memberikan pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para
pemainnya, termasuk Permainan tradisional dan “modern” yang diberi
muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975). Atas dasar pengertian
itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan
sikap tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan
kegotongroyongan, termasuk dalam kategori permainan edukatif karena
permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif dan afektif. Dengan
demikian, tidak menjadi soal apakah permainan itu merupakan permainan
“asli” yang khusus dirancang (by design) untuk pendidikan ataukah
permainan “lama” yang diberi nuansa atau dimanfaatkan (by utilization)
untuk pendidikan.
Permainan edukatif merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan
dan dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik dan
bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir serta
bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan menterampilkan
anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan
antara pendidik dengan peserta didik, kemudian menyalurkan kegiatan anak
didik dan sebagainya.
Permainan edukatif juga dapat berarti sebuah bentuk kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh kesenangan dari cara atau media pendidikan
yang digunakan dalam kegiatan bermain, yang disadari atau tidak,
memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan
diri peserta didik.Artinya, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk
kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau media
permainan yang bersifat mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif adalah
permainan yang bersifat mendidik.
B. PERMAINAN EDUKATIF DALAM PENDIDIKAN
Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak memperoleh
pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan
perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan berbagai permainan
anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan
berpiikir, emosi maupun sosial.
Anak-anak usia 2-8tahun merupakan anak pada tahap praoperasional.
Menurut Piaget ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya
konsep-konsep intuitif. Praoperasional(2-4tahun )pada usia ini anak
telah mampu menggunakkan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun
masih sangat sederhana. Karakteristik pada tahap ini adalah:(1)Self
counter sangat menonjol(2)Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat
dasar secara tunggal dan mencolok.(3)Tidak mampu memusatkan perhatian
pada objek-objek yang berbeda.(4)Mampu mengumpulkan barang-barang
menurut kriteria termasuk kriteria yang benar.(5)Dapat menyusun
benda-benda secara berderet, tatapi tidak dapat menjelaskan perbedaan
antara deretan.
Tahap Intuitif (4-8 tahun) memiliki karakteristik: (1) anak mampu
membentuk kelas-kelas, tapi kurang menyadari maksudnya,(2) anak mulai
mengerti hubungan logis pada hal-hal yang kompleks, (3) anak dapat
melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide, (4) anak mampu memperoleh
prinsip secarra benar.
Pendidikan anak usia dini (0-8tahun) merupakan tempat belajar
sekaligus bermain bagi anak-anak. Anak-anak diajarkan mengenal aturan,
disiplin, tanggung jawab dan kemandirian dengan cara bermain. Anak juga
diajarkan bagaimana mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
berempati dengan temannya, tentunya juga berlatih bekerja sama dengan
anak yang lain.
Melalui kegiatan bermain yang mengandung edukasi, daya pikir anak
terangsang untuk merangsang perkembangan emosi, perkembangan sosial dan
perkembangan fisik. Setiap anak memiliki kemampuan dan ketertarikan
bermain yang berbeda tergantung dari perkembangan anak. Dari permainan
juga biasanya akan menimbulkan fantasi-fantasi besar oleh anak, dan
tentu akan semakin menambah rasa ketertarikan anak pada mainan tersebut.
Permainan edukatif penting bagi anak-anak, disebabkan karena :
1. Permainan edukatif dapat membantu anak dalam mengembangkan dirinya.
2. Permainan edukatif mampu minengkatkan kemampuan berkomunikasi bagi anak.
3. Permainan edukatif mampu membantu anak dalam menciptakan hal baru atau memberi inovasi pada suatu permainan.
4. Permainan edukatif mampu meningkatkan cara berpikir pada anak.
5. Permainan edukatif mampu meningkatkan perasaan anak.
6. Permainan edukatif mampu meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
7. Permainan edukatif mampu merangsang imajinasi pada anak.
8. Permainan edukatif dapat melatih kemampuan bahasa pada anak
9. Permainan edukatif dapat membentk moralitas anak.
10. Permainan edukatif dapat mengembangkan sosialisasi pada anak.
Dalam menentukan permainan edukatif, orang tua atau pendidik harus
pintar pintar dalam memilih, karena tidak semua yang harganya mahal dan
modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu hanya menanamkan sifat
konsumtif pada anak. Selayaknya orang tua dirumah dan pendidik di
sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung
perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual,
sosial, moral dan emosional anak.
C. SYARAT-SYARAT YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH PERMAINAN EDUKATIF
Permainan edukatif harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan
berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan,
dan sosialisasi.
Selain itu alat permainan edukatif harus dapat dimainkan dengan berbagai
variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak akan mudah frustasi,
atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan.
Dalam memilih permainan edukatif, guru dan orang tua harus memperhatikan
kelayakan dan kemanan mainan tersebut. Syarat-syarat yang perlu
diperhatikan dalam memilih permainan edukatif diantaranya:
1.Desain Mudah dan Sederhana
Sebaiknya desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana.
Hal paling penting adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi,
sehingga anak tidak terbebani dengan kerumitannya.
2. Multifungsi
Permainan edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas dan keinginan anak.
3.Menarik
Permainan edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan
pengawasan yang intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan
kekreatifannya.
4.Berukuran besar
Permainan edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak
untuk memegangnya dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya
dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar.
5.Awet dan sesuai kebutuhan
Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
6. Mendorong Anak untuk bermain bersama
Sebaiknya memilih anak yang memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap kreativitasnya.
7. Mengembangkan Daya Fantasi
Permainan edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak.
Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus tetap menarik
baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas. Alat
permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena
bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak. Kalau ada
bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Selain itu pemeliharaannya
mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau
oleh masyarakat luas.
D. CONTOH-CONTOH MEDIA PERMAINAN EDUKATIF
1. PUZZLE
Puzzle yang dipakai adalah puzzle yang sederhana, gambarnya belum
terlalu rumit dan cocok untuk anak prasekolah sampai umur 8 tahun.
Puzzle ini suatu bentuk permainan beregu yang menugasi pemain untuk
menggabungkan atau merangkai kembali potongan-potongan kertas berbangun
tak beraturan sehingga menjadi suatu bangun atau bentuk tertentu seperti
bujur sangkar, empat persegi panjang, trapesium, jajaran genjang,
lingkaran, dan segi tiga.
Tujuan dari permainan diharapkan mengandung aspek moral dan
inteleknya. Pemainnya adalah anak usia dini, atau prasekolah yang baru
belajar mengenal bangun dan bentuk. Alat pada permainan ini adalah
kertas berbangun tertentu, misalnya bujur sangkar, kemudian dipotong
menjadi beberapa bagian dan beragam bentuknya.
Sebelum permainan dimulai guru menjelaskan terlebih dahulu
macam-macam bentuk sederhana dan bangun. Guru memimpin permainan dan
menjelaskan bahwa dalam permainan ini diperlukan kerjasama dan
kebersamaan. Guru juga memberi contoh kerjasama dalam kehidupan nyata,
misalnya kerja bakti membersihkan halaman rumah, membangun jalan dan
lain sebagainya. Guru juga memberi contoh macam-macam benda yang mirip
dengan bentuk bangun tersebut yang bisa ditemui dalam kehiupan
sehari-hari. Setelah itu guru menjelaskan ciri-ciri dari bangun yang
akan dimainkan tersebut, misalkan jumlah sisinya, bentuk sudutnya. guru
mengumumkan bahwa anak-anak akan diajak bersama-sama memainkan permainan
membentuk bangun/bentuk itu; kemudian pemimpin permainan mempersiapkan
tempat dan alatnya dengan sedapat mungkin melibatkan anak-anak.
Selanjutnya guru pemimpin permainan merekrut pemain. Jumlah pemain
adalah sama dengan jumlah kepingan kertas yang tersedia dalam satu set
alat permainan. Pemain kemudian diminta berdiri mengelilingi meja tempat
permainan. Anak-anak yang lain diminta menonton jalannya permainan.
Kemudian guru menjelaskan bahwa potongan-potongan kertas itu bisa
dibentuk kembali apabila disusun menjadi satu.
Guru pemimpin permainan harus pula menjelaskan bahwa kerja sama juga
diperlukan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya (pemimpin permainan harus
menunjukkan contohnya yang dapat dilihat oleh anak-anak dalam lingkungan
masing-masing, misalnya membuat rumah, membersihkan got/ sungai, menata
rumah, dan menjaga rumah atau menjaga keamanan kampung.
Saat memulai permainan, guru membagikan kepingan-kepingan kertas
permainan kepada pemain. Satu orang pemain mendapatkan satu kepingan.
Kepada pemain dijelaskan bahwa mereka bertugas menata kembali kepingan
kertas itu sehingga menjadi bangun/bentuk tertentu (misalnya empat
persegi panjang). Aturan main juga dijelaskan, yakni:
(a) Para pemain
tidak boleh saling berbicara dengan sesama pemain;
(b) Para pemain tidak
boleh meminta kepingan kertas kepada pemain lain;
(c) Para pemain tidak
boleh memberi kode, isyarat dan petunjuk lainnya kepada pemain lain;
(d) Para pemain boleh memberikan kepingan kertas pegangannya kepada
pemain lain yang membutuhkan untuk menyelesaikan bangun/bentuk tersebut
(tetapi sama sekali tidak boleh meminta.
Kemudian guru mengajak anak-anak untuk membahas jalannya permainan Yang
perlu dibahas terutama adalah:
(a) apakah para pemain dan anak-anak
lainnya telah benar-benar mengenal bangun yang dimainkan itu?
(b) apakah
“rahasia” kelancaran atau kelambatan para pemain dalam membentuk bangun
yang dikehendaki? (c) apakah ada hambatan dalam kerja sama para pemain,
misalnya apakah ada yang cenderung mendekte, “tidak sabaran”, “suka
ngambek” dan sebagainya?
(d) perlunya kerja sama dan perlunya
pengendalian diri dalam kerja sama. Dengan prosedur yang serupa, bentuk
permainan ini dapat dikembangkan sehingga dapat dimainkan untuk
memperkenalkan warna, binatang, tanaman, dan bilangan.
Perlakuan setelah permainan ini hendaknya lebih dipentingkan daripada
Permainan Puzzle sebagai salah satu bentuk permainan edukatif itu
sendiri. Tanpa perlakuan setelah permainan, maka maksud dan tujuan
permainan edukatif yakni untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan
kerjasama siswa tidak akan pernah tercapai, sehingga permainan itu lebih
dari permainan pelipur lara belaka
2. BUILDING BLOCK
Building Block dapat dibuat dari kayu ataupun plastik. Biasanya
permainan ini membangun rumah, istana, ada jembatan dan banyak pilihan
bangunan lainnya. Pada prinsipnya permainan ini ialah membangun atau
mendirikan suatu bangunan. Anak dibagi dalam beberapa kelompok, misalnya
5 orang. Kemudian tiap kelompok diberi potongan-potongan bangunan yang
nantinya akan dibangun. Sebelumnya guru menjelaskan aturan permainannya.
Tidak ada siswa yang boleh bertukar atau mencari potongan lain pada
kelompok lain. Jadi dari potongan yang diberikan guru harus dibangun
semua.
Nilai yang diambil dari permainan ini adalah kecepatan, kebersamaan dan
yang paling penting adalah kerjasama anak dalam membangun. Sebernarnya
kecepatan tidak terlalu diutamakan, tetapi untuk memotivasi anak hal itu
harus disampaikan. Setelah dibagi dalam kelompok, guru memimpin
permainan. Guru hanya memberi arahan dan motivasi dari permainan itu.
Setelah selesai guru menilai kecepatan, dan kerjasama sari masing-masing
kelompok. Setelah itu guru memberi evaluasi bahwa dari permainan tadi
banyak nilai-nilai yang di dapatkan. Misalnya kerjasama, guru
menjelaskan bahwa dalam hal apapun jika dikerjakan bersama-sama akan
lebih ringan dan cepat selesai. Guru juga menjelasskan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari sangat diperlukan kerjasama, baik di sekolah, di
rumah, atau di masyarakat.
E. PRINSIP-PRINSIP PADA MEDIA PERMAINAN EDUKATIF
1. PRINSIP PRODUKTIVITAS
Permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri
anak sebagai pengguna dan pemain dalam permainan itu sendiri. Sehingga
dari permainan itu akan mengena dan tersimpan di memori anak sehingga
suatu saat anak mampu menginovasi atau menciptakan sesuatu yang baru.
2. PRINSIP AKTIVITAS
Permainan edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak.
Sehingga permainan edukatif mampu mengembangkan motorik kasar dan
motorik halus pada anak.
3. PRINSIP EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
Prinsip ini menjadi tolak ukur dari efek permainan edukatif yang
digunakan. Jadi dalam hal ini guru sebagai fasilitator dituntut cerdas
untuk memilih permainan edukatif yang memiliki muatan pendidikan dan
cocok untuk anak.
4. PRINSIP KREATIVITAS
Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang sesuatu yang baru dan
berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Meskipun permainan itu
mudah dan murah, tapi anak akan tetap memiliki rasa penasaran untuk
membongkar atau merusaknya.
5. PRINSIP MENDIDIK DENGAN MENYENANGKAN
Permainan eduukatif harus memperhatikan sisi kemampuan anak. Dari
permainan diharapkan anak merasa senang dengan permainan yang dimainkan
namun, tanpa disadari ternyata permainan yang dikembangkan bermanfaat
untuk mengembangkan IQ, EQ danSQ .
F. DAMPAK PERMAINAN EDUKATIF BAGI ANAK
1. Mampu melatih konsentrasi pada anak
Semakin dini usia anak semakin terbatas pencurahan perhatiannya. Oleh
karena itu permainan dan pengajaran yang menggunakan alat dan media
yang baik akan membantu mempertahankan daya tangkap murid.
2. Mengajar dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja, mungkin bisa
tersampaikan atau salah paham. Namun dengan bantuan alat dan media yang
baik, guru bisa menjelaskan dalam waktu cepat dan mencapai indikator
kebnerhasilan belajar lebih cepat.
3. Menambah pemahaman dan daya ingat
Dalam menjelaskan sesuatu jika menggunakkan media yang tepat tentu akan
lebih mudah dimengerti dan memperdalam pengalaman belajar serta ingatan
siswa. Melalui indera penglihatan dan pendengaran murid dapat memahami
perbedaan arti, warna , serta bentuk.
4. Membuat proses belajar menyenangkan
Cara mengajar yang monoton tentu akan membosankan. Tetapi bila
didisampaikan dalam bentuk yang berbeda, media yang berbeda tentu akan
menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar anak.
5. Membangkitkan emosi anak
Menyampaikan suatu materi dengan media-media yang menarik tentunya akan
lebih berhasil daripada menggunakan ceramah saja. Dengan media yang
menarik tentu akan membangkitkan emosi anak, perhatian pada materi dan
juga pada media tersebut.
6. Mampu Mengatasi Keterbatasan Bahasa
Perbedaan kebudayaan sering menimbulkan kesalahpahaman, namun dengan
media mampu mengatasi kesalahpahaman akan keterbatasan anak-anak untuk
mengerti suatu bahasa.
7. Meningkatkan hubungan sosialisasi pada anak
Permainan yang edukatif tentunya tidak boleh melupakan muatan-muatan
pendidikan bagi anak. Dengan model permainan kelompok tentu akan
menumbuhkan rasa sosial pada anak.
8. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak
Dengan permainan edukatif pasti merangsang anak untuk berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain. Paling tidak dengan permainan edukasi
akan menimbulkan banyak pertanyaan dan imajinasi yang tentunya akan
ditanyakan pada guru, orangtua atau teman sebayanya.